Jumat, 27 April 2012

Geometric Pattern Dress


Sepertinya di tahun 2012 ini akan ada satu tren lagi untuk busana wanita. Di tahun 2011 kemarin, busana wanita didominasi oleh motif floral seperti bunga yang berwarna romantis seperti ungu dan pink. Sedangkan di akhir 2011, animal print menjadi tren tersendiri di dunia fashion Internasional bahkan di dalam negeri sendiri. Label internasional yang sudah biasa mengeluarkan animal print dalam karyanya, kembali berjaya kala itu. Sebut saja Givenchy, Roberto Cavalli, dan Dolce&Gabbana. Bahkan tren animal print pada pakaian ini, tidak hanya bagi kaum wanita saja. Dunia fashion kaum pria pun turut diramaikan dengan tren animal print. Pada pekan mode di luar negeri, para pragawan memperagakan busana-busana dari label-label internasional dengan motif hewan tersebut.

Hingga di penghujung April ini, mulai muncul satu tren baru untuk busana wanita. Busana-busana dengan motif geometri mulai merasuki dunia fashion. Mulai dari panggung fashion internasional sampai ke dalam Indonesia sendiri. Kebanyakan motif geometri ini hadir dalam minidress dengan model loose, yang langsung akan memberikan kesan segar dan modern bagi pemakainya.

Squared Geometric Dress
(courtesy of : lightinthebox.com)

L-line Geometric Dress
(courtesy of : www.zalora.com)
Seperti sebutannya, motif geometri. Tentu saja motif yang hadir akan lebih sederhana, berupa garis atau kotak dengan sentuhan warna-warna yang berani. Motif geometri ini sangat menguntungkan untuk wanita-wanita bertubuh besar yang ingin mengenakan baju bermotif. Jika biasanya mereka seringkali menutupi tubuh mereka dengan pakaian polos dan berwarna gelap, ini saatnya bagi mereka untuk unjuk kebolehan dalam busana bermotif geometri. Hal ini disebabkan motif geometri yang bersifat ‘kaku’, akan memberikan ilusi bentuk tubuh yang lebih proporsional. Berbeda dengan motif bunga atau polka-dot yang efeknya akan membuat tubuh lebih berisi, garis pada motif geometri ini akan memberikan siluet lebih jenjang walaupun dalam warna yang berani. Jika si kurus ingin mengenakan busana ini, bisa pilih model yang longgar dan berwarna cerah cenderung kontras. Karena dengan begitu mereka akan terlihat lebih segar dan berisi.

Motif geometri ini sepertinya merupakan motif yang pantas dipakai oleh siapa saja. Gemuk, kurus, tinggi, mungil, hitam, putih, semua wanita akan pantas jika dibalut busana dalam motif geometri ini. Tinggal disesuaikan model busana serta kombinasi warna pada motif geometri tersebut, karena biasanya motif geometri kombinasi warna-warna kontras. Selamat mencoba..!!

Rabu, 25 April 2012

The Understated Kebaya


Selamat Malam, semua...!!

Setelah saya pikir-pikir lagi, ternyata saya itu selalu posting di malam hari. Sebenarnya siang saya tidak terlalu banyak kegiatan, tapi saya lebih berkonsentrasi di malam hari ketika mengerjakan sesuatu. Termasuk ketika mengerjakan desain baju atau desain lainnya. Bagaimana dengan friends semua?

Termasuk untuk postingan yang satu ini. Kali ini saya akan menceritakan tentang kebaya yang menurut saya merupakan karya terbaik saya dalam label Raditya Couture. Kebaya ini merupakan permintaan langsung dari kakak saya untuk dia kenakan di acara pertunangannya. Melihat desainnya yang cukup tidak biasa, akhirnya kebaya inipun dikenakan lagi untuk sesi foto pre-wedding

Permintaan kebaya ini sebenarnya cukup mendadak. Karena waktu itu tiba-tiba saya diberi tahu bahwa kakak saya akan bertunangan. Sehari setelah mendapat kabar tersebut, besoknya, kakak saya langsung meminta satu desain kebaya untuk acara tersebut. Dan ternyata dia berencana untuk menjahitkan kebaya tersebut dua hari kemudian. Pada saat itu saya masih belum ada bayangan kebaya seperti apa yang akan saya desain. Selain masih sedikit kaget, waktu itu saya sedang fokus pada batik-batik Kalimantan Timur. Akhirnya setelah browsing di internet, saya mendapat inspirasi dari salah satu desainer kebaya, Djoko Sasongko (makasih mas inspirasinya J).

Waktu itu yang ada dipikiran saya hanya satu, saya tidak ingin membuat kebaya yang sedang tren, tapi saya akan membuat kebaya klasik, yang nantinya akan menjadi tren. Akhirnya malam harinya saya membuat 3 desain kebaya untuk dipilih (dan seperti biasa, di waktu malam ide mengalir dengan lancar) beserta pilihan warna. Untuk pilihan warna sengaja saya pilihkan kombinasi warna yang kontras. Bukan perpaduan warna dominan dan netral. Karena menurut saya kombinasi warna seperti itu sudah biasa. Untuk kombinasi warna saya pilihkan Hijau-Merah atau Biru-Merah. Dan desain kebaya tersebut kurang lebih seperti ini.

Kebaya Kerah Shanghai Modern

Kebaya Kutu Baru
Akhirnya desain kebaya yang dipilih adalah yang kedua, yang terinspirasi dari kebaya rancangan Djoko Sasongko. Model kebaya ini sebenarnya model kebaya yang sudah sangat kuno. Bahkan beberapa orang menyebutnya sebagai ”kebaya mbok jamu”. Tapi apa salahnya mengangkat kebaya kuno menjadi sesuatu yang lebih modern? Selain itu koleksi kebaya kakak saya yang berdesain modern sudah banyak. Sedangkan untuk pilihan warna dia serahkan semuanya ke saya.

Setelah desain dan warna sudah dipilih, berangkatlah kami ke Jembatan Merah Plaza (JMP) untuk memulai perburuan kain. Setelah dipilih-pilih akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan kain french lace dengan motif garis warna hijau tua. Brokat prancis dengan motif garis ini sebenarnya jarang dipergunakan karena motifnya yang “sepi” tapi karena saya akan “meramaikan” dari segi warna saya rasa tidak masalah. Sedangkan untuk kombinasi merahnya, saya pergunakan brokat motif timbul warna maroon. Setelah itu, kami membeli kain untuk sarung kebaya dengan motif madura untuk “jodohnya” kebaya tersebut. Akhirnya kami bawa desain kebaya dan kain tersebut ke penjahit langganan kami di JMP, setelah saya jelaskan detail kebaya tersebut, diukurlah kakak saya dan tinggalah kami menunggu bagaimana hasi kebaya tersebut. Akhirnya inilah hasil kebaya tersebut ketika dikenakan dalam sesi foto pre-wedding.



Inilah kebaya masterpiece rancangan saya. Perpaduan merah dan hijau serta tambahan emas membuat kebaya ini terasa hidup dan bernyawa. Dua warna kontras ini tampil saling menguatkan satu sama lain. Menurut saya pribadi, yang menyatukan kedua warna ini adalah efek kilau dari warna emas dan taburan payet-payet di seluruh kebaya. Kebaya french lace bergaris ini, bisa tampil sangat modern walaupun dengan model kutu baru dan kerah kartini yang sangat kuno. Aplikasi cut and place pada kebaya juga menambah kesan modern pada kebaya kutu baru ini. Panjang kebaya hingga di bawah pinggul ini juga memberikan kesan kebaya klasik di tengah gempuran kebaya-kebaya dengan ekor panjang. 

Setelah saya tunjukkan ke teman saya, mereka semua mengira bahwa kebaya ini menghabiskan dana hingga 5jt ke atas. Padahal sebenarnya tidak, untuk sepotong kebaya seperti ini anda hanya harus merogoh kantong tidak lebih dari 3jt. Itu sudah termasuk sarung kebayanya. Tapi untuk bawahannya berbeda dengan yang digambar karena rok ini merupakan tambahan untuk keperluan foto pre-wedding.

Tidak selalu harus dengan desain modern untuk tampil modern, cukup dengan memberikan sentuhan modern pada busana klasik, akan menyulap penampilan anda menjadi UNDERSTATED. Dengan contoh kebaya ini, saya rasa anda semua tidak perlu takut untuk tampil dalam warna-warna kontras. Baik itu untuk kebaya maupun untuk pakaian sehari-hari.

Naah, friends sekian ya postingan hari ini. Semoga apa yang saya tulis bisa menjadi inspirasi untuk anda semua para penikmat fashion. Saya juga ingin berterima kasih kepada Djoko Sasongko untuk desain kebayanya yang sudah menginspirasi saya.
Nite all..!!

Minggu, 22 April 2012

Arigato Gozaimasu vs. Gamsahabnida


Hi Friends...!!

Sekarang ini sepertinya demam Korea sudah melanda seluruh orang bahkan seluruh dunia. Yang pasti menarik dari ini sudah pasti bukan hanya musik atau filmnya saja, tapi fashion negeri ginseng ini juga tidak kalah menarik dengan fashion dari negeri Paman Sam, Amerika.

Boomingnya Korea ini semenjak drama-drama Korea masuk ke Indonesia beberapa tahun silam. Namun pada saat itu, belum banyak yang memperhatikan bahwa Korea memiliki fashion taste yang bagus. Kemudian setelah demam Korea ini sempat meredup, akhirnya sekitar 2 tahun belakangan ini, Korea kembali terdengar namanya lewat kemunculan Boyband dan Girlband asal Korea. Kemunculan mereka ini, langsung menarik perhatian semua orang tidak hanya melalui musik mereka, tetapi juga melalui apa yang mereka pakai. Dari sinilah demam fashion ala Korea berkibar.

Jika dilihat kebelakang lagi, sebelum kehadiran fashion Korea, fashion asia sempat berkibar namanya di dunia internasional lewat kehadiran Harajuku Style. Masih ingat kan dengan gaya dandanan Harajuku ini? Gaya dandanan ala Jepang yang serba bebas dan ekspresif. Potongan rambut asimetris, rambut warna-warni, warna baju super kontras, hingga perpaduan dua motif dominan dalam satu baju. Bahkan ketika itu sampai ada pendapat “semakin ga nyambung semakin jepang”. Menurut saya pribadi sebenarnya juga tidak seekstrim pendapat itu. Tabrak sana tabrak sini sih sah-sah saja, tapi pasti ada aturan fashionnya. Walaupun saya sendiri kurang tau aturan dalam Harajuku Style ini. Selain karena memang ketika gaya tersebut sedang booming saya masih bau kencur, alasan lain adalah karena saya pribadi tidak terlalu menyukain Harajuku Style tersebut.

Setelah demam Harajuku menurun, dunia mode Amerika kembali merajai pasar mode dunia. Hingga akhirnya dunia fashion Korea menggebrak panggung mode dunia dengan gayanya yang ekspresif tapi lebih berkelas dan elegan serta dapat dengan mudah diaplikasikan untuk berbagai kesempatan.

Menurut saya, dunia mode Korea sebenarnya menawarkan sesuatu yang lebih simpel, sederhana, dan berkelas namun dalam permainan warna yang lebih berani. Dalam beberapa film drama Korea misalnya, kita bisa melihat busana wanita dalam film tersebut biasanya hanya berupa baju terusan dengan model sederhana dan penambahan skinny belt yang berwarna kontras. Seperti misalnya busana berwarna hijau dengan skinny belt warna pink. Hal ini adalah sesuatu yang sebenarnya effortless tapi langsung membuat penampilan lebih menarik. Bahkan akhir-akhir ini fashion Korea menonjolkan busana wanita dengan potongan loose (longgar). Hal ini membuat busana-busana pas badan ala Victoria Beckham sudah mulai ditinggalkan. 

Sedangkan untuk busana pria, perpaduan warna kontras juga tetap berlaku. Memadukan kemeja kuning dengan cadigan bergaris warna-warni adalah hal yang sangat biasa dalam fashion Korea. Satu hal yang sangat saya sukai dari dunia mode yang ditawarkan oleh Korea adalah keberanian dalam penggunaan warna-warna pastel untuk busana pria. Seperti misalnya busana yang dikenakan oleh Lee Dong-wook dalam salah satu adegan di drama My Girl (2005). Jas berwarna baby pink yang dipadukan dengan kemeja abu-abu. Terlihat tidak ada masalah ketika warna selembut itu digunakan oleh seorang pria.

Pink Blazer w/ Grey Printed Shirt

Pink Blazer w/ White Plain Shirt and Brown Dotted Scarf

Atau yang sedikit lebih baru adalah busana-busana kerja yang dikenakan oleh Kang Ji-Hwan dalam drama Lie To Me (2011). Busana kerja tersebut biasa saja, hanya berupa setelan jas, kemeja, dan dasi. Namun yang menarik adalah penggunaan warna-warnanya. Selain itu bisa kita perhatikan pada aksesori berupa bros flanel kecil yang selalu ia kenakan pada kerah jasnya. Bros dengan model seperti itu, yang biasanya dianggap aksesori wanita, bisa digunakan oleh pria, tanpa menghilangkan sisi maskulin dari pria tersebut.
Double Breasted Suit w/ flower broch in red

Wearing Suit in Teal w/ skyblue flanel broch

Dari pengamatan saya terhadap dua mode antara Korea dan Harajuku tersebut, tiba-tiba seorang teman bertanya pada saya “Menurutmu, harajuku sama Korea bagus mana? Lebih oke yang mana?”. Pertanyaan tersebut saya jawab seperti ini, “sama-sama bagus. Ga ada yang jelek. Tergantung orang yang mau memakai gaya tersebut. tipe orang ekstrim dan ekpresionis pada fashion, pasti akan lebih memilih gaya Harajuku. Tapi orang yang lebih tenang, berkelas, dan elegan pasti akan lebih memilih fashion korea.” Karena menurut saya, aura mode yang ditawarkan oleh Korea itu seperti aura gaya para artis Hollywood. Simple yet classy. Bahkan sepertinya bisa dibilang dunia mode Korea itu seperti Hollywood-nya Asia.

Naah, buat friends semua...

Menurut saya, Harajuku masih tren hingga saat ini, Korea juga masih tren bahkan hingga beberapa tahun ke depan. Tinggal friends semua yang menyesuaikan ingin mengadopsi gaya berbusana apa. Yang paling penting gaya berbusana tersebut harus dari hati friends semua, jangan sekedar ikut tren. Karena apapun yang kita lakukan sebenarnya sumber utamanya dari hati kita, kan? Jika hati berkata sesuatu yang ekspresif, berani, dan ‘wah’, tidak ada salahnya mencoba gaya Harajuku. Tapi, jika ingin sesuatu yang lebih sederhana, berkelas, dan elegan gaya Korea sepertinya lebih pas untuk diterapkan. Saya pribadi lebih condong untuk menerapkan gaya berbusana Korea, selain lebih simpel dan berkelas, Gaya Korea juga lebih mudah untuk diaplikasikan di berbagai kesempatan, baik santai maupun resmi.

Dua gaya ini sudah cukup mengakomodir kebutuhan friends akan tema berbusana, kan? Jadi sudah terlihat bahwa memang fashion itu bisa untuk siapa saja. Dan yang paling penting, pilihlah dari hati anda, jangan hanya mengikuti tren semata.

Ok, friends?? Gamsahabnida....!!

Minggu, 15 April 2012

Arrivederci Raditya Couture


Buena Notte...!!

Setelah hampir dua bulan semenjak posting perdana di blog ini, akhirnya saya bisa posting lagi. Jika ada yang bertanya “kenapa?”, saya sendiri juga bingung. I have no urgent duty. Selama 2 bulan ini saya sedang banyak waktu kosong sebenarnya. Tapi ide untuk menulis sering kali datang pada saat saya sedang tidak bersama laptop saya, dan pada saat sedang bersama laptop, idenya sudah lupa. Lagipula saya memang senang menulis, but writing is not my interest. Fashion is my interest for sure. J.

Dari waktu yang lama saya tidak menulis itu, saya banyak memikirkan tentang fashion brand saya, seandainya nanti saya berhasil memiliki sebuah fashion brand sendiri. Selama ini saya sudah punya fashion brand yang bernama Raditya Couture. Logo brand tersebut seperti gambar di bawah ini.

Old Label Of Raditya Fashion Brand
Di bawah naungan label ini, yang sudah saya pakai namanya selama hampir 2 tahun, cukup banyak karya yang sudah saya hasilkan. Kebanyakan karya tersebut berupa batik dalam wujud modern terutama untuk pria, serta kebaya dan baju kurung. Dalam mewujudkan karya-karya tersebut, saya dibantu oleh penjahit langganan saya yang sudah sangat handal dan memiliki kapabilitas yang tinggi. Nanti di lain kesempatan akan saya posting beberapa karya yang sudah pernah saya hasilkan di bawah naungan Raditya Couture. Karya yang menurut saya adalah terbaik (dari segi bahan dan desain) berupa 2 buah kemeja batik tulis dari Solo dan Cirebon. Sedangkan untuk busana wanita, karya terbesar saya adalah sebuah kebaya yang dipakai kakak saya sendiri pada saat hari pertunangannya. Tentang karya saya tersebut nanti akan saya posting di lain kesempatan.

Kembali tentang label saya Raditya Couture, dalam rentang waktu dua tahun tersebut label ini sudah sempat berganti nama dari Raditya menjadi Raditya Couture. Setelah dua tahun tersebut saya memikirkan tentang makna sebenarnya dari istilah “Couture” yang saya pergunakan di label saya tersebut. Couture sebenarnya adalah salah satu teknik dalam bidang menjahit (suatu saat akan saya jelaskan tentang makna istilah couture ini sebenarnya). Dalam dunia fashion internasional, tidak semua desainer dunia boleh menyandang gelar Couture ini. Hal ini dikarenankan couture merupakan teknik untuk mendapatkan busana dengan hasil yang sempurna 99,9%. Karena kerumitan teknik itulah, saya yang masih desainer abal-abal ini, yang karyanya masih hanya diketahui oleh segelintir orang, merasa perlu meralat penamaan Couture pada label saya. Istilahnya, saya tidak mau melangkahi desainer-desainer hebat yang sudah jauh di atas saya. Mereka yang sudah terkenal di seluruh Indonesai atau bahkan di seluruh dunia saja tidak menggunakan istilah couture pada labelnya, apalagi saya yang baru seumur jagung.

Dari alasan itulah saya berniat untuk mengganti label saya tersebut. Mengganti nama dan memberi wajah baru pada label Raditya. Istilah “Couture” sendiri rencananya akan diganti dengan sesuatu yang juga mampu merepresentasikan karya saya. Sedikit pergantian label tanpa menghilangkan ciri khas label tersebut. Saat ini nama yang akan digunakan sudah ditetapkan, namun desain label yang baru masih sedang dalam pembuatan, semoga bisa cepat saya postingkan logo yang baru tersebut. Insya Allah dalam beberapa minggu ke depan sudah siap (semoga pada saat itu sudah menjadi label resmi juga...hehehe AMIIN).

Well seems like enough for now, because i have to back to my new logo. Semoga nama di logo yang baru ini nantinya tidak akan memberikan ekspektasi yang berlebihan pada semua orang. Karena keinginan saya hanya satu dalam dunia fashion ini, membuat semua orang dapat merasakan “APA ITU FASHION”. Thanks..